secangkir teh tarik

…ya untuk diminum, apa lagi. mau?

Eurotrip Halte 4: Frankfurt

Leave a comment

9 April Cologne dan Frankfurt

Hari ini lebih banyak kami habiskan di atas bis melintasi wilayah Jerman dalam perjalanan menuju Swiss.

Sebelum menuju Frankfurt, kami menyinggahi Cologne (Köln) kota yang dilintasi Sungai Rhein dan menjadi asal usul Eau de Cologne 4711. Saya baru tau cologne itu dulu memang nama merk wewangian (yang diambil dari nama kota) sebelum menjadi istilah umum untuk wewangian dengan formula tertentu. Gift shop 4711 di Wallrafplatz (shopping area) kecil saja. Kami berbelanja cologne dalam botol-botol mungil yang cocok sebagai alternatif oleh-oleh.

Untuk menuju ke Wallrafplatz dari tempat perhentian bus, kami melewati Cologne Cathedral, salah satu situs UNESCO’s World Heritage. Bangunannya berwarna gelap dan bergaya gotik. Di pelatarannya kami menonton manusia patung dengan kostum prajurit templar sedang diputari oleh pengunjung sambil bernyanyi.

***
Menurut yang saya baca, Frankfurt itu kota bisnis. Itinerary  juga tidak menjadwalkan apa-apa selain menginap di kota ini. Seperti turis pada umumnya, kami menyempatkan mampir ke Römerberg, alun-alun di bagian old town. Alun-alun ini dikelilingi oleh bangunan abad pertengahan dengan bentuk facade yang khas. Yang paling sering disebut yaitu Römer difungsikan sebagai balai kota atau gedung serbaguna.

Selain berputar di Römerberg yang tidak luas, kami duduk-duduk di suatu ruang kota terbuka tidak jauh dari sana. Menikmati senja sambil minum coklat panas. Iiisshh… enaknyooo.

Dan sejak di Frankfurt lah saya baru menyadari, urusan “ke belakang” itu mwahhaaal. Di underground ruang terbuka itu toilet umum bertarif EUR0.50 dan koinnya harus dimasukkan ke palang otomatis agar pintu palangnya terbuka baru bisa masuk ke area toilet. Saya tidak menemukan recehan dan hampir mengundurkan diri ketika penjaga toilet melambaikan tangan kepada saya sambil membuka kunci palang. Saya ragu-ragu namun sang janitor memberi tanda agar saya masuk saja. Oooh..baiknya pak janitor itu. Mungkin dia kasian liat muka saya big grin.

Frankfurt juga menunjukkan bahwa wanita Jerman itu perkasa. Saat kami tiba di Hotel Best Western tidak ada portir khusus yang mengangkut bagasi dari tempat parkir bis (yang lumayan jauh karena hotelnya tidak memiliki halaman) Sehingga tiga wanita yang saat itu bertugas lah yang bolak balik menggotong bagasi. Bagasi yang saya maksud di sini bukan koper beroda, dan tanpa troly lho. Begitu juga saat kami check-out. Sangat efisien, tanpa banyak cakap, namun tetap rapi. Heil Frankfruters!

 

Author: secangkir teh tarik

a loner, wandering mind.

Leave a comment