secangkir teh tarik

…ya untuk diminum, apa lagi. mau?

Eurotrip Halte 3: Amsterdam

Leave a comment

7 April Brussels – Lisse – Amsterdam

Di Eropa ada peraturan bahwa supir bus pariwisata dilarang beroperasi lebih dari 8 jam. Menurut informasi lain yang saya baca, lebih dari 12 jam. Bagaimana bisa ketahuannya, saya juga ngga ngerti. Tapi sopir-sopir mematuhi pembatasan itu. Maka kami mulai dari Paris melakukan perjalanan darat pada pagi hari dengan menggunakan bus pariwisata dan tiba di kota tujuan pada jam check-in hotel.

Atomium

Hari ini kami menuju Amsterdam dengan dua pemberhentian di Brussels dan Lisse. Brussels dari balik jendela bus tidak tampak semetropolis Paris dan tidak serapi London, tapi kota ini istimewa karena merupakan ibukota Uni Eropa. Kami hanya mampir di downtown (entah apa nama daerahnya) untuk duduk ngopi-ngopi. Saya sempat berjalan menyusuri pertokoan dan menemukan satu toko yang khusus menjual manga (komik jepang). Wow! pikir saya kaget mengingat di negeri inilah komik Tintin lahir dan menjadi kebanggaan rakyatnya. Selain downtown, kami juga mampir ke Atomium, iconnya kota Brussel. Sayang tidak ada jadwal itinerary untuk masuk ke salah satu sphere-nya.

Memasuki Lisse, di sepanjang jalan menuju Keukenhoff, hamparan bunga tulip berwarna-warni mulai terlihat. Keukenhoff di peralihan musim dingin ke musim semi sebenarnya belum terlalu semarak. Namun bagi saya yang belum pernah melihat bunga tulip tentu saja tidak berhenti terkagum. Cantiknya beyond words.  Cantik. Cantik. Cantiiik.

Kebun Raya Bogor secantik ini ngga yaa? Terakhir ke sana 20 tahunan yang lalu

Malam itu kami menginap di Swissotel Amsterdam. Berada di Damrak yang merupakan jalan satu arah, bis tidak diijinkan untuk menurunkan kami tepat di depan hotel karena merupakan jalur pedestrian. Jadilah para pegawai hotel menyebrangi jalur trem, sepeda dan pedestrian bolak balik sambil mengangkut bagasi yang bervolume besar-besar.

8 April Tur Kota Amsterdam dan sekitar

Berikut itinerary hari ini:

  • Peternakan dan pabrik keju Henri Willig. Ternyata umur keju itu aslinya bisa setahun dua tahun. Selain plain (namanya natural gouda), juga ada keju rasa garlic, keju warna ijo, dan keju dari susu kambing dan domba.
  • Volendam, kota nelayan tua yang berjarak hanya setengah jam perjalanan dari Amsterdam. Daya tarik utama kota ini karena nuansanya yang tradisional dan berasa “Belanda tempoe doeloe”-nya. Seperti turis pada umumnya, kami berfoto di studio foto dengan pakaian tradisional Belanda lengkap dengan klompen dan setting isi rumah khas nelayan.  Dan karena ini kota nelayan, menu siang ini adalah ikan yang saya ga tau apa namanya tapi enaaak banget. Makannya di Restoran De Koe yang artinya sapi.
  • Coster Diamonds, pemotongan intan tertua di Belanda. Letak pabrik dan showroom-nya strategis di antara Rijksmuseum dan Van Gogh Museum. Untuk tur, mereka menyediakan pemandu-pemandu yang menguasai bahasa ibu dari peserta tur. Rombongan kami sendiri tidak tur keliling dengan pemandu namun langsung digiring ke sebuah ruangan. Ketika semua rombongan sudah masuk, pintu dikunci dari luar dan kami tidak diijinkan keluar masuk. Suatu saat, ada intan yang sangat kecil terlepas dari pinset si sales. Kami tidak boleh bergerak maupun keluar ruangan sampai intan tersebut ditemukan.

Hari ini kami ditemani oleh tiga orang pemandu sekaligus sales asal Indonesia, komandan timnya bernama Pak Jongky. Walaupun tujuan akhirnya adalah terjadinya transaksi jual beli, banyak juga pengetahuan baru yang saya dapat dari ruangan tertutup ini. Misalnya, saya baru tau, yang saya kira berlian itu ternyata bukanlah nama batu berharga yang dimaksud, melainkan jenis potongan (cutting). Terjemahan yang tepat untuk diamond adalah intan. Intan berlian (brilliant diamond) artinya intan diasah bulat dan mempunyai 58 facet (permukaan). Cutting ini paling populer  karena kelimapuluh delapan facet-nya mengeluarkan kecemerlangan sempurna intan. Swarovski atau kaca sekalipun bila cutting-nya 58 facet juga disebut berlian, berlian swarovski atau berlian kaca.

Untuk menentukan nilai intan ada 4-c: a) Carat (ukuran berat). 1 carat = 0.2 gram = 100 point; b) Color (warna). Yang paling bagus river untuk warna putih yang cemerlang (exceptional white), yang paling ngga bagus cape untuk warna kekuningan (yellowish); c) Clarity (kejernihan) tingkat ketidaksempurnaan yang diamati oleh mata terlatih menggunakan pembesaran 10x. Yang tau ini sih cuma para ahli; d) Cut (potongan). Selain brilliant, ada juga Princess dengan 72 facet. Dinamai demikian karena dipakai pertama kali oleh Princess of Wales. Bentuk terbaru namanya Royal 201 dengan 201 facet.

Selain informatif, tim Pak Jongky ini sangat komunikatif. Mereka update bahasa-bahasa gaul terbaru (baru tau istilah “mahmud” justru dari mereka ini) dan sering menyelipkan joke untuk mendukung promosi. Mereka juga pintar mempersuasi calon pembeli dengan memanfaatkan karakter orang Indonesia yang sangat suka bersosialisasi sambil pameran  bersiul. Saya yang mulanya ngga tertarik kemari karena ngga suka perhiasan, jadi terhibur dengan pertunjukan promosi tim Pak Jongky. Cukup banyak customer Indo yang berbelanja di Coster sehingga Coster memberikan kemudahan pembayaran dalam IDR atau transfer melalui bank di Indonesia.

  • view from canal cruise

    Keliling kota Amsterdam dengan canal cruise mengelilingi the Single Canal. Kota Amsterdam memang lebih cocok dijelajahi melalui kanalnya karena kota ini sebenarnya terdiri dari 90 pulau yang dipisahkan oleh 100 kanal dan dihubungkan oleh 400 jembatan. Kami mengelilingi 3 kanal utama, yaitu Herengracht (Lord’s Canal); Keizersgracht (Emperor’s Canal); dan The Prinsengracht (Prince’s Canal), selama kurang lebih 1 jam melewati  rumah Anne Frank, museum iptek Nemo, daerah Jordan, Theatre Caree, kanal laut utara dan Amstel Hotel. Duh saya jadi iri, seandainya Kali Ciliwung bisa jadi atraksi wisata seperti ini berdoa.

Author: secangkir teh tarik

a loner, wandering mind.

Leave a comment